Selasa, 09 Mei 2017

Tak Boleh Menunggu di Luar

INI buku kedua “berbagi cerita berbagi hati”, setelah Mengunyah Rindu (Gramedia Pustaka Utama, 2016). Buku pertama memuat catatan harian tahun 2005–2010, sedangkan buku ini merangkum cerita-cerita tahun 2010–2014. Maka nada dasarnya pun tak berbeda: karena semua berawal dari rumah… dari keluarga.

Tentu boleh-boleh saja membaca Mengunyah Rindu tanpa membaca “Bapak Nakaaal…!”, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, sangatlah lebih afdol menikmati keduanya sebagai sebuah keutuhan: “mengunyah rindu bapak nakal” atau “bapak nakal mengunyah rindu”, beragam kisah yang bermuara pada kegembiraan, kebahagiaan, tak boleh menunggu di luar.

Penerbit: Gigih Pustaka Mandiri. Ukuran:  14 x 21 cm. Tebal: 376 halaman. Harga : Rp 85.000.

Relevansi Terdalam

Benang merah keseluruhan cerita ada pada pertanya-an tentang komitmen. Ketika seorang suami jatuh cinta pada istri orang lain, apakah ia sed...